Probolinggo.Seputarjawatimur.com. Ribuan jamaah acara Dzikir dan Doa Kebangsaan di Lapangan Glagah Kecamatan Pakuniran Kabupaten Probolinggo pada Jumat malam (26/7).
Dalam acara tersebut , sejumlah jamaah menyampaikan curahan hati mereka kepada salah satu pasangam calon bupati Gus Haris dan Ra Fahmi.
Para peserta acara tidak hanya menyampaikan harapan dan kekhawatiran mereka, tetapi juga menanyakan berbagai program dan komitmen yang akan diambil oleh Gus Haris dan Ra Fahmi.
Hal Ini menunjukkan keterlibatan aktif masyarakat dan keinginan mereka untuk mengetahui lebih dalam tentang rencana serta visi dari para pemimpin yang mereka dukung.
Untuk diketahui, Gus Haris dan Ra Fahmi merupakan pasangan calon bupati dan wakil bupati Probolinggo dalam pilkada 2024. Mereka merupakan putra kelahiran Ponpes Zainul Hasan dan Nurul Jadid, yang mendapt dukungan koalisi gemuk dari berbagai partai, Gerindra, PKB, PPP, Golkar, PKS, dan sejumlah partai non-parlemen.
Setelah doa bersama, banyak jamaah mengangkat tangan dan berebut microphone untuk mengutarakan keluhan dan pertanyaan mereka. Pertanyaan yang diajukan mencakup harga tembakau, kesejahteraan rakyat, visi-misi pasangan calon, hingga komitmen mereka dalam Pilkada 2024.
Tak sedikit jamaah juga menyampaikan isu-isu yang berkembang di masyarakat mengenai kepemimpinan dan keterlibatan tokoh agama dalam politik. Semua pertanyaan ini dijawab dengan tenang oleh Gus Haris dan Ra Fahmi.
Gus Haris, pengasuh Ponpes Zainul Hasan Genggong, menyatakan bahwa politik pada dasarnya tidak kotor. Namun seperti sebilah pisau yang bisa bermanfaat atau berbahaya. Tergantung pada siapa yang menggunakannya. Ia menekankan pentingnya niat baik dalam berpolitik demi kepentingan umat dan amanah yang diemban pemimpin.
“Politik itu tidak kotor. Politik itu seperti sebilah pisau. Benda tajam ini punya banyak manfaat untuk keperluan di dapur atau di sawah. Semuanya akan baik jika digunakan dengan baik dan untuk tujuan yang baik. Dengan niat yang baik untuk kepentingan umat,” ujar Gus Haris.
Ra Fahmi menambahkan bahwa dirinya dan Gus Haris berkomitmen untuk kepentingan masyarakat. Ia juga menegaskan bahwa jika mereka melakukan kesalahan, masyarakat tidak perlu ragu untuk mengingatkan mereka.
“Soal kesejahteraan, nanti kami masih harus menyelesaikan PR-PR sebelumnya. Soal tembakau, pajak, dan sebagainya,” ujar pengasuh Ponpes Nurul Jadid Paiton tersebut.
Ia juga menyatakan kesiapannya untuk mengabdikan separuh usianya demi Probolinggo. Keduanya berkomitmen ingin membenahi tempat kelahirannya untuk menjadi daerah yang lebih sae (baik).
“Kami, saya dan Gus Haris, berkomitmen untuk mengabdikan diri dan mewakafkan usia kami untuk Probolinggo. Jika nanti kami melenceng dari tugas kami, jangan segan-segan untuk mengingatkan. Kami siap mengundurkan diri,” tegas Ra Fahmi.
Setelah sesi tanya jawab, acara dilanjutkan dengan doa dan sholawatan bersama. Jamaah terlihat puas dengan jawaban dari pasangan calon tersebut. (Bhj)